Berita : PDM Kabupaten Kendal


Pengajian Pembebasan Tanah, Bunda Neno Warisman : Jangan Mudah Marah Dalam Mendidik Anak

Rabu, 01-03-2017

Bunda Hj. Neno Warisman saat menyampaikan tausiah dihadapan ratusan jamaah pengajian dalam rangka pembebasan tanah 1 hektar untuk pembangunan komplek pendidikan Muhammadiyah berbasis takhfidzul qur'an di Tlangu, Sukorejo, Kendal.

 

KENDAL – Anak – anak kita yang lahir dari rahim seorang ibu pada hakekatnya adalah amanah dari Tuhan, maka tumbuh kembang anak tidak lepas dari cara mendidik, dan mendidik yang baik adalah tidak mudah memarahi si anak.

Demikian kata Bunda Hj. Neno Warisman pada pengajian dalam rangka pembebasan tanah untuk pendirian komplek pendidikan Muhammadiyah terpadu berbasis tajhfidzul qur’an pada Ahad (26/2) di Tlangu, Sukorejo, Kendal.

Menurut beliau, sebuah penelitian menunjukkan jika anak sering dimarahi maka dengan sendirinya cepat terekam dalam memorynya dengan waktu yang sangat lama, “ jangan mudah memarahi anak, tahanlah untuk tidak marah di hadapan anak – anak, “ kata wanita kelahiran Banyuwangi 21 Juni 1964 di hadapan ratusan anggota pengajian.

Muhammadiyah dan Aisyiyah sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidik, Bunda Neno meminta kepada yang hadir untuk selalu berusaha meneladani Nabi Muhammad SAW dalam mendidik ummatnya yang menitik beratkan bukan pada pencapaian materi atau ilmu lebih dahulu, melainkan pendidikan yang mendahulukan lemah lembut, dan penuh kasih sayang “ jadikan Rasulullah sebagai teladan, dan tirulah beliau dalam mendidik anak – anak, meski sang anak mengencingi sekalipun, tetaplah sabar dan bertahan tidak memarahinya “ ujar Neno Warisman, pemilik nama asli Titi Widoretno Warisman.

Dikatakan lagi, terjadi perbedaan sistem pendidikan Islam dan sekolah Indonesia. “Pendidikan nasional yang dikejar adalah angka maka lahirlah kepalsuan dan kemunafikan. Jika pendidikan yang dikejar adalah titel, gelar, maka faktanya menghasilkan pengangguran, dan tindak kriminalitas kerah putih yang sahsyat, sedangkan pendidikan Islam panglimanya adalah keselamatan ruhani dan berkarakter qur’ani,“ tandasnya.

Senada dengan Neno, penceramah lain, Ustadz Ahmadi Utsman meminta kepada orang tua hendaknya hati – hati dalam memilih dunia pendidikan untuk buah hatinya. “Telah terjadi perbedaan pendidikan zaman dulu dan sekarang baik kualitas dan kuantitas,“ katanya.

Meski demikian Ustadz Ahmadi menilai pendidikan adalah benteng untuk kepentingan masa depan. “Pendidikan merupakan benteng dari sebuah peradaban, dan kini lembaga pendidikan yang dibangun oleh pemerintah maupun masyarakat menjamur di setiap daerah, maka pilihlah pendidikan yang mengutamakan penguatan aqidah dan budi pekerti yang luhur. “ pintanya.

Ketua PDM Kendal, K.H. Muslim yang hadir di acara tersebut memberi apresiasi kepada seluruh pimpinan dan anggota Muhammadiyah Cabang Sukorejo yang telah bertekad untuk membangun komplek pendidikikan Muhammadiyah. “Membebaskan tanah seluas 1 hektare dibutuhkan biaya yang tidak sedikit,“ kata Muslim.

“Berinfaqlah dengan hartamu yang terbaik, dan yang kamu cintai, pintu surga akan terbuka lebar – lebar bagi ummat islam yang berinfaq terbaik dan ikhlas,” imbuhnya.

Dengan nada berseloroh, Muslim menegaskan berinfaq dengan nilai kecil sudah tidak zamannya. “Tiket surga seharga dua ribu rupiah sudah ditarik dari peredaran,” sindirnya yang disambut gerr jamaah.

Ketua panitia pembangunan, Sutadi, S.Pd mengungkapkan tradisi Muhammadiyah dalam kegiatan pengajian untuk berinfaq. “Alhamdulillah telah terkumpul infaq sebanyak Rp 95 juta, dan surat kesanggupan dari jamaah sebesar Rp 65 juta “ kata Sutadi ketika ditemui usai pengajian. Beliau banyak terima kasih atas dukungannya dan berharap, pembangunan yang diinisiasi oleh PRM Tlangu segera dapat terwujud. ( Nur Khaerol Setiawan/MPI Kendal)