Berita : PDM Kabupaten Kendal


H. Tamrin, Peternak yang Terinspirasi dari Tukang Ngarit

Jum'at, 28-09-2018

 

 

 

KENDAL.MUHAMMADIYAH.OR.ID – Nama lengkapnya H. Ahmad Husni Tamrin. Sore itu lelaki berjenggot putih kelahiran 65 tahun silam terlihat sibuk dengan pekerjaan rutinnya di kandang ternak miliknya yang terletak di belakang rumahnya desa Truko, Kec. Kangkung, Kab. Kendal. Bagi pak Tamrin, begitu panggilan akrabnya, kandang adalah rumah yang ke dua, karena hampir setiap pagi dan sore menjelang matahari tenggelam lelaki dengan anak 5 dan 5 cucu itu tak pernah meninggalkan ternak – ternaknya di lahan seluas 2 hektar. Sesekali terdengan suara kambing mengembik dan sapi dengan khasnya. “ Saya memulai bisnis sebagai peniyam, bakul tembakau dan ternak ayam pedaging “ ungkap Tamrin kepada awak media pwmjateng.comSelasa Sore (25/9) sebagai awal bisnisnya.

Dalam perkembangan awal ternyata ke dua usaha yang dilakukan oleh Tamrin tidak mendapat respon positif dari keluarga.“ Pekerjaan bakul tembakau dan ternak ayam saya tinggalkan, karena anak tidak bersedia membantu“ ujarnya lagi.Tamrin yang juga ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PDM Kendal mengungkapkan ke 5 anaknya yang sarjana itu ternyata menolak menjadi pegawai pemerintah atau perusahaan swasta. “ Mereka saya tawari bekerja di perusahaan atau lembaga lain menolak . Mereka memilih jejak orang tuanya sebagai wiraswasta.”

Tahun 2003 arah jarum bisnis Tamrin berubah, mengarah ke ternak kambing. Kandang ayam dengan kapasitas 1500 ekor ia ditinggalkan dalam keadaan kosong dan puluhan kranjang tembakau ia jual dengan murah. “Pulang dari ibadah haji saya duduk di teras rumah memandang ke arah selatan. Terlihat banyak rerumputan di lahan luas bergoyang disapa angin. Rumput – rumput itu sepertinyamemanggil saya agar dimanfaatkan “ kenang suami dari Hj. Ning Mulyaningsih. Tumbuhan monokotif itu mengingatkan Tamrin ketika berada di tanah suci Makkah. “ Di Makkah rumput dijual dengan harga mahal untuk makanan ternak. Kenapa tidak saya manfaatkan untuk kambing – kambing saya ? “ tanya Tamrin pada diri sendiri. Sebelum menerjuni ternak kambing dan sapi beliau belajar dengan mendatangi peternak kambing dan sapi di Wonosobo yang dinilai sukses.
Tamrinmulaibisnis ternak dengan 4 ekor kambing. Tiap pagi saya harus ngarit rumput untuk pakan kambing. Hal itu berjalan selama 2 tahun. “ tutur Tamrin ditemani anak sulungnya, Abdul Karim.

Seiring dengan perkembangan waktu usaha ternak kambing milik Tamrin mulai menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama pada hari pasaran Wage di pasar ternak Cepiring. Setiap hari pasaran Tamrin membawa belasan kambing untuk di jual. Sebagian keuntungan dari penjulan kambingnya itu dibelikan kambing lagi yang lebih muda usianya untuk dipelihara. Strategi jual beli kambing jawa seperti itu ternyata membawa hasil yang mampu mengembangkan usahanya dengan menambah ternak sapi pedaging. “ Menjelang lebaran haji adalah waktu yang ditunggu – tunggu oleh para peternak kambing dan sapi. Kebutuhan hewan kurban selalu meningkat “ kata Tamrin.

Beliau mengaku ketika lebaran haji tiba selalu menjadi sasaran warga yang membutuhkan hewan kurban. “ Lebaran haji kemarin 150 kambing dan 38 sapi milik saya habis terjual. Ini menunjukkan masyarakat muslim dalam berkurban selalu meningkat. “ ujarnya. Tamrin yang pernah menjabat sebagai ketua PCM Kangkung periode 2005 – 2010 membuka diri kepada warga Muhammadiyah yang ingin berwiraswasta ternak kambing atau sapi bisa belajar bersama beliau.

“ Kunci sukses ternak kambing dan sapi tidak jauh berbeda dengan berwiraswasta yang lain adalah ketekunan, keuletan dan kesabaran ditambah pengetahuan psikologi kambing dan sapi “ sarannya. Terkait dengan Majelis yang dipimpinnya beliau berharap persyarikatan harus lebih memperhatikan dan meningkatkan masyarakat agar lebih berdaya. “ Sebaiknya jajaran MPM berdaya dulu sebelum memberdayakan orang lain “ pungkas Tamrin ( Abdul Ghofur/MPI Kendal)